NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memprediksi puncak penambahan kasus Covid-19 di Indonesia akan terjadi pada akhir Februari atau awal Maret 2022.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi memperkirakan, kenaikan kasus dapat mencapai tiga sampai enam kali lipat dibandingkan saat ini.
“Kalau lihat data genome squencing yang digunakan oleh para surveilans (proporsi kasus) 96 persen kasus harian Covid-19 didominasi varian Omicron, sedangkan empat persen itu dari jenis varian yang lain,” kata Nadia kepada Liputan6.com.
Lanjut Nadia, sebagian besar pasien varian Omicron bergejala ringan bahkan tanpa gejala. Namun hal tersebut tidak dapat diremehkan begitu saja.
Selain kasus positif, kematian akibat Covid-19 juga meningkat, mayoritas terjadi pada lansia dengan penyakit penyerta atau komorbid yang tidak terkontrol. Sebagian besar belum divaksin, namun ada juga yang sudah divaksin.
Saat ini, Nadia meminta Pemerintah Daerah (Pemda) meningkatkan cakupan vaksinasi di wilayahnya berbarengan dengan dosis ketiga atau booster. Peningkatan itu untuk memperkuat imunitas masyarakat.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per Minggu (13/2/2021) pukul 12.00 WIB, cakupan vaksinasi Covid-19 di Indonesia mencapai 188.282.851 atau 90,41 persen untuk dosis pertama dan 135.766.676 atau 65,19 persen untuk dosis kedua. Lalu sebanyak 7.048.731 dosis atau 3,38 persen untuk booster.
Cakupan dosis pertama baru mencapai 73,89 persen atau 15.925.085 dari total 21.553.118 kelompok lansia. Dengan begitu, masih ada 26,11 persen atau 5.628.033 lansia yang belum menerima vaksinasi.
Sedangkan untuk lansia penerima vaksinasi dosis kedua baru mencapai 50,36 persen atau 10.854.781 orang. Untuk mencapai cakupan vaksinasi lengkap sebesar 60 persen sejumlah pendekatan akan dilakukan.
Masih dari sumber yang sama, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan menyebut peningkatan jumlah pasien bergejala Covid-19 sudah terjadi sejak Januari 2022 dan terus meningkat hingga saat ini.
“Kuncinya, masyarakat mau divaksin, disiplin menjalankan Protokol Kesehatan (Prokes) dan untuk lansia atau orang dengan komorbid yang tidak terkontrol serta yang belum divaksin sebaiknya untuk saat sekarang di rumah aja,” tegasnya.
Mengenai vaksin ketiga atau booster, pakar Kesehatan Masyarakat dari Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany meyakini pemberian tersebut akan efektif untuk mengadang varian Omicron.
“Vaksin booster ini InsyaAllah efektif, saya bilang InsyaAllah karena memang Omicron ini barang baru, mutasi baru yang bisa jadi mempunyai karakter tersendiri sehingga vaksin yang sudah membentuk antibodi dibadan kita bisa dikalahkan,” kata Hasbullah kepada Liputan6.com.
Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan tingkat konfirmasi harian Covid-19 di luar Jawa-Bali masih rendah.
“Untuk tingkat keterisian rumah sakit di luar Jawa-Bali dinilai masih rendah. Persentase Pemakaian Tempat Tidur (BOR) di Rumah Sakit, paling tinggi yaitu di Sulteng 15 persen, Sulsel 11 persen, Lampung 11 persen, Kalsel 10 persen, Bengkulu 10 persen, dan sisanya dibawah 10 persen,” kata Airlangga, dalam Konferensi Pers Evaluasi PPKM, Senin (7/1/2022).
Kendati begitu, cakupan vaksinasi booster menjadi salah satu sorotan, karena vaksinasi dosis kedua untuk kelompok lansia di Indonesia masih di bawah 60 persen.
Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman meminta cakupan tersebut dapat segera dipenuhi. Saat puncak gelombang tiga lansia menjadi salah satu kelompok yang berkontribusi besar terhadap perawatan di Rumah Sakit.
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.