JAKARTA, kabarSAURUSonline.com –Saat ini situasi di Indonesia baik tingkat nasional maupun provinsi secara umum terjadi penurunan sebesar 23 persen, tren kasus baru mingguan Covid-19.
Selain itu kasus kematian saat ini di Indonesia, juga mengalami penurunan hingga 16 persen dibandingkan pekan sebelumnya.
Melansir dari https://www.kemkes.go.id/ Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmidzi, pemerintah terus mempertahankan testing rate (Tingkat Pengujian) dan positivity rate (Tingkat Positif) pada level yang direkomendasikan WHO.
Membaiknya situasi pandemi juga berimbas kepada kondisi rumah sakit. Saat ini, keterisian tempat tidur (BOR) masih dalam level 20 persen. Artinya situasi rumah sakit saat ini dalam suasana kondusif.
Namun, hal tersebut tidak mengurangi kewaspadaan Indonesia dalam menghadapi pandemic COVID-19. Mengingat, di beberapa negara kembali terjadi lonjakan kasus.
Berdasarkan laporan WHO per 26 Oktober 2021, terjadi peningkatan jumlah kasus maupun kematian di tingkat global dan regional Eropa. Yang berkontribusi lebih dari 50 persen total penambahan kasus baru dan sekitar 14 persen dari total kematian baru. Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Turki, dan Ukraina merupakan negara yang melaporkan kasus tertinggi di level global.
”Situasi global pandemi Covid-19 bisa menjadi salah satu masukan dan pembelajaran terkait respon nasional kita. Salah satu yang dianggap mempengaruhi peningkatan kasus di negara-negara tersebut adalah sudah dilakukannya berbagai pelonggaran dan penurunan kepatuhan terhadap protokol kesehatan seperti penggunaan masker, cuci tangan, dan jaga jarak,” ujar dr Siti Nadia Tarmizi saat memberikan keterangan pers virtual di Media Center KPC-PEN, Jakarta (27/10).
Sehingga, dr Siti Nadia menegaskan, pemerintah berkomitmen untuk terus menurunkan kasus COVID-19. Salah satunya lanjut ia, melakukan evaluasi penerapan level PPKM di seluruh wilayah Indonesia secara berkala.
dr. Nadia berharap semua elemen harus sama-sama memahami bahwa dengan tingkat pergerakan masyarakat yang semakin tinggi, maka tentu risiko interaksi dan penularan juga semakin tinggi. Namun risiko ini bisa diminimalisir jika masyarakat patuh, taat, dan disiplin menjalankan protokol kesehatan dan tetap selektif dan bijak saat beraktivitas.
”Kami berharap kerjasama dari semua pihak untuk tetap memperkuat upaya testing, lacak dan isolasi serta kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Walau jumlah kasus baru yang semakin sedikit, namun upaya pelacakan kontak harus dilakukan secara maksimal. Identifikasi kontak tidak terbatas pada lingkungan keluarga, tetapi juga lingkungan lain seperti tempat kerja, sekolah, dan lainnya,” pungkas dr. Nadia.
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.