Parigi Moutong, kabarSAURUSonline.com– Pertambangan Tanpa Izin (PETI) Buranga, pintu masuk upaya membongkar dugaan indikasi ‘konspirasi upeti‘ yang membalut PETI di wilayah Kabupaten Parigi Moutong.
Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, Kabupaten Parigi Moutong menjadi familiar dengan pembahasan PETI pada hampir seluruh wilayah utara hingga selatan.
Aroma sinyalir konspirasi upeti membalut sejumlah persoalan PETI pada beberapa wilayah daerah ini pun, semakin kuat terhempas oleh ‘angin’.
Tragedi pilu, yang terjadi pada titik lokasi PETI Buranga, Rabu (24/2) malam ternyata menjadi sinyal awal, untuk mengungkap siapa aktor intelektualnya. Aktor sebagai terduga yang memainkan kospirasi upeti pada sejumlah wilayah Parigi Moutong.
Berdasarkan hasil penelusuran Redaksi kabarSAURUS kepada sejumlah pihak wilayah sekitar Pertambangan Emas Ilegal tersebut, terungkap sejumlah fakta terkait targedi pilu yang terjadi pada ‘lubang maut’ titik lokasi tambang emas tersebut.
Sayangnya, seakan menggunakan sistem keamanan berlapis, Redaksi kabarSAURUS sedikit mendapat kesulitan dalam mengumpulkan data dan informasi.
Meski begitu, salah satu nama panggilan yang disebut-sebut sebagai ‘Bos Tambang’ PETI Buranga, menjadi ‘daya tarik’ tersendiri.
Apa lagi, nama ini menjadi begitu familiar bagi masyarakat yang tinggal pada sekitar wilayah PETI Desa Buranga.
Baba, Panggilan Akrab Pemilik ‘Lubang Maut’ Peti Buranga
Pemilik ‘Lubang Maut’ Desa Buranga, Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong, terkenal dengan nama panggilan, Baba.
Pasca kejadian memilukan pada ‘Lubang Maut’ Rabu (24/2) malam. Nama panggilan Baba, santer terdengar oleh telinga publik Parigi Moutong.
Pemilik nama panggilan Baba ini, disebut-sebut sebagai pemilik ‘lubang maut’ PETI Buranga tersebut.
Selain sebagai pemilik ‘lubang maut’ kuat dugaan Baba turut menjadi pemilik empat unit alat berat Exavator, yang beroperasi pada wilayah PETI Buranga tersebut.
Penghasilan ‘Lubang Maut’ Peti Milik Baba, Mencapai 1 Kilo Gream Per Hari
Bagi sebagian warga sekitar lingkar PETI Buranga, Baba dijuluki sebagai ‘Bos Tambang’.
Berdasarkan informasi lapangan yang terhimpun, Baba adalah seorang warga asal Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara. Keterlibatan Baba dalam PETI Buranga ini, disinyalir ada campur tangan pihak lain.
Bukan hanya terlibat dalam urusan mendatangkan Baba beserta alat beratnya. Bahkan, sang aktor intelektual ini, mampu membuat keterlibatan banyak pihak.
Hal ini, terkesan menjadi sebuah ‘skema’ konspirasi upeti, guna memuluskan langkah Baba melakukan aktivitas PETI pada lokasi Desa Buranga.
Kepala Desa Buranga dan Camat Ampibabo juga disinyalir terindikasi kuat, terlibat dalam skema konspirasi sang aktor intelektual ini.
Kedua aparat pemerintah tersebut, bahkan seakan berani ‘pasang badan’ dengan aktivitas Pertambangan ilegal tersebut.
Hal itu ditandai dengan izin yang kedua aparat pemerintah ini keluarkan. Agar, Baba dapat melenggang kangkung untuk melaksanakan kegiatan pertambangan ilegal itu.
“Anu, yang punya lubang ini Baba, sana dia baru dapat liat. Karena tadi malam (Rabu,25/2 red). Sama-sama Baba dengan operator alatnya lari,” ungkap salah seorang warga penambang tradisional yang enggan menyebut namanya kepada Redaksi kabarSAURUS pada sekitar lokasi ‘lubang maut’.
Sumber menuturkan, tiga hari sebelum tragedi maut itu terjadi, beredar kabar pada lingkungan wilayah sekitar PETI Buranga, terkait hasil menyilaukan mata yang diperoleh Baba dalam ‘lubang maut’ tersebut.
Menurutnya, hal ini lantas membuat sejumlah warga penambang tradisional secara berbondong-bondong ikut masuk dalam ‘lubang maut’ milik Baba tersebut.
Ia mengatakan, setiap alat exavator milik Baba usai beroperasi mengangkut material di dalam lubang tersebut, warga penambang tradisional langsung turut masuk ke dalam ‘lubang maut’ dan mengambil posisi pada titik yang mereka inginkan.
“Sudah tiga hari ini, di tempat yang banyak korban tertimbun itu sudah saya ikut ba dulang, Alhamdulillah ada hasilnya. Beruntung saya masih sempat naik istirahat hanya selang beberapa saat kemudian, sudah terjadi longsor,” ungkapnya.
“Yang sempat saya dengar mereka (Baba), dapat 1 Kilo Gram emas setiap malam dalam lobang ini,” tambahnya. Dalam kesempatan yang sama, Redaksi KabarSAURUS mencoba untuk melakukan konfirmasi kepada Baba. Sayangnya, saat itu Baba yang seakan mengetahui jadi incaran awak media, terkesan menghindar.
Baca Juga : DPRD Terkesan Cuap-Cuap, Pemda Parimo Seakan Lembek
Berita Terkait Lainnya : https://kabarsaurusonline.com/2021/02/26/longki-djanggola-tidak-perlu-persetujuan-siapa-saja/
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.