Parigi Moutong, kabarSAURUSonline.com – Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah pusat maupun daerah dalam menangani wabah virus corona. Sejak pertama kali dilaporkan masuk ke Negara ini, lonjakan kasus positif di Indonesia masih juga belum terkendali.
Termasuk Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah, untuk menekan laju perkembangan wabah COVID-19, OPD teknis harus bekerja ekstra terutama Dinas Kesehatan. Kelonjakan kasus positif dimulai sejak Desember 2020 kemarin hingga kini belum menunjukan tanda-tanda berhenti.
“Jadi karena kasus kita yang meningkat maksudnya bukan masyarakat yang tidak patuhi protokol kesehatan namun yang jadi penyebab adalah masyarakat yang melakukan perjalanan ke luar kota, sehingga membawa ke Kabupaten Parigi Moutong, karena mobilitas Parimo (masyarakat-red) masih sangat tinggi untuk masuk keluar,” demikian dikatakan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Wulandari Dinas Kesehatan Parimo kepada media kabarSAURUSonline.com saat menyambangi ruang kerjanya, Rabu (27/01).
Ia mengatakan, sejak awal wabah ini masuk di Indonesia sosialisasi terkait pencegahan COVID-19 sudah dilakukan di Parigi Moutong. Misalnya sosialisasi yang gencar dilakukan oleh 23 Puskesmas, mengimbau masyarakat menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan.
Namun diakui, belum semua menerapkan protokol kesehatan dengan disipilin bukan karena kurang sosialisasi.
“Kita lakukan evaluasi itu kepada setiap petugas-petugas kesehatan (Puskesmas-red) dengan program mereka masing-masing dalam melakukan pencegahan,” ujarnya
Wulan melanjutkan, meski demikian masih banyak juga masyarakat yang ‘sadar’ bahanya virus Corona. Hal itu dilihat dengan kapatuhan dan inisiatif warga sendiri saat merasakan ada gejala terpapar langsung memeriksakan diri ke Puksesmas terdekat. Namun demikian, hingga saat ini Kabupaten Parigi Moutong masih mengalami peningkatan kasus positif.
Ditanya tanggapanya terkait informasi, salah satu warga yang hendak mengambil hasil rapid tes pada tengah malam sekitar pukul 00.00. Wulan mengatakan, seharusnya sudah diedukasi di masing-masing Puskesmas, tidak perlu malu mengambil hasil rapid saat siang hari, sebab terpapar virus corona itu bukanlah suatu aib.
“Saya rasa edukasi saat dilakukan di Puskesmas mereka sudah mengetahui bahwa Corona ini memang bukan aib, tergantung dari pendapat masing-masing ada yang menerima itu ada yang tidak,” tandasnya.
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.