Pembunuhan ‘Kuli Tinta’ di Sulbar, Tuai Kecaman SMSI Sulteng

Pembunuhan 'Kuli Tinta' di Sulbar, Tuai Kecaman SMSI Sulteng
Ketua SMSI Sulteng, Mahmud Matangara. Design Foto : kabarSAURUSonline.com

Parigi Moutong – Kasus atas dugaan aksi ‘premanisme‘ yang membuat seorang ‘Kuli Tinta’ Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) meregang nyawa, mendapat kecaman dari SMSI Sulteng.

Hal disampaikan Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Mahmud Matangara. Kepada kabarSAURUSonline.com, bersama dengan sejumlah media online Kabupaten Parigi Moutong, jaringan SMSI Sulteng, via gawainya (Telepon Seluler).

Bacaan Lainnya

Kejadian tersebut katanya, membuat sejumlah rekan seprofesi ‘Kuli Tinta’ dan keluarga korban, terpaksa harus kehilangan sosok (Alm) Demas Laira.

Untuk diketahui, (Alm) Demas Laira adalah Wartwan www.kabardaerah.com. Daerah Mamuju dan Mamuju Tengah, menjadi wilayah kerja peliputannya.

“Ini dapat saya katakan sebagai kejahatan kemanusiaan,” ujarnya sedikit geram, Kamis (20/8).

Pasalnya, profesi wartawan (‘Kuli Tinta’ istilah lainnya), memiliki peran dan fungsi kontrol sosial terhadap sejumlah pemerintah.

Dalam menjalankan tugas, ‘Kuli Tinta’ ini bekerja berdasarkan undang-undang yang mengatur dan melindungi. Serta, mengacu pada kode etik jurnalis dari Dewan Pers.

“Saya prihatin dengan tindakan premanisme terhadap kawan-kawan wartawan daerah kita sendiri maupun daerah lain. Apa lagi, jika latar belakang aksi ini adalah upaya membungkam sebuah kebusukan oknum penjahat (Si pembunuh) tersebut,” tuturnya.

Menurutnya, sebagai insan Pers, keberadaan ‘Kuli Tinta’ merupakan bagian dari pilar keempat dalam tatanan Negara Demokrasi.

Sehingga ia berharap, pihak kepolisian daerah wilayah Sulbar, dapat mengungkap kasus ini secara transparan. Serta, menindak pelaku sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.  

“Saya harap pihak kepolisian Sulbar segera mengusut tuntas kasus ini. Jangan sampai kejadian yang sama terjadi pada daerah lain. Lebih parah lagi, jika kejadian ini sampai kembali terjadi pada daerah tersebut,” tegasnya.

Sebelum mengakhiri komunikasi gawainya. Mahmud berpesan, agar seluruh insan Pers dapat menyatukan barisan mengecam sejumlah aksi ‘Premanisme’ terhadap ‘Kuli Tinta’ seluruh Indonesia.

“Mari kita bersama rapatkan barisan untuk mengecam tindakan premanisme terhadap wartawan,” tandasnya.

Baca Juga : https://kabarsaurusonline.com/wartawan-palu-laporkan-kapolres-palu-ke-propam-2/


Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

banner 970x250