Carut Marut Data, Cara Kerja Tim Lapangan yang ‘lalod’ Ditambah Kinerja Kordinator Terkesan ‘Tidak Becus’. Diniliai Sebagai Penghambat Penyaluran Dana Bencana di wilayah Kecamatan Parigi
Parigi Moutong, KabarSAURUSonline.com – Nasib belum beruntung, nampaknya masih harus dirasakan ribuan korban rusak Ringan dan Sedang bencana 28 September 2018. Khususnya, warga yang berdomisili di lima Kelurahan wilayah Kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah.
Pasalnya, setelah penantian penyaluran Dana Stimulan Bencana yang nyaris memasuki dua tahun lamanya dari warga korban bencana tersebut, kucuran anggaran dari pemerintah pusat itu dijanjikan Oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Parigi Moutong, akan sampai ke tangan warga sebelum hari raya Idul Fitri 1441 Hijriah/2020.
Sayangnya hingga kini (Hari ke 16 Bulan Suci Ramadhan), ribuan warga penerima dana bantuan yang tersebar di Lima Kelurahan wilayah Kecamatan Parigi, seakan ‘dipaksa menelan janji manis’ dari pihak Pemda.
‘Carut Marut’ Data Penerima Hingga ‘Buruknya’ Kinerja Tim Lapangan Jadi Faktor Lambatnya Penyaluran Dana Bencana di Wilayah Kecamatan
Selain ‘carut marut’ data warga yang tercatat sebagai korban penerima dana stimulan bencana tahap II menjadi salah satu faktor penghambat.
Sejumlah faktor lain turut terungkap selang berjalannya sejumlah tahapan dalam proses penyaluran anggaran berbandrol sekitar Rp 66 Miliyar.
Cara kerja tim lapangan bentukan BPBD Parigi Moutong melalui seleksi beberapa waktu lalu salah satunya. Faktor ini pun disebut-sebut jadi pengaruh besar cepat tidaknya proses penyaluran dana bencana tersebut.
Sebagai OPD teknis menangani penanggulangan bencana di daerah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong, memang selaku penanggungjawab setiap tahapan penyaluran anggaran bernilai Miliyaran Rupiah tersebut.
Diketahui, sekitar Rp 66 Miliyar Dana Stimulan Bencana Tahap II yang diperintukan kepada sekitar 5000 warga korban bencana di Kabupaten Parigi Moutong, Sabtu (09/05).
Hasil penelusuran KabarSAURUSonline.com. Hingga saat ini, belum satupun warga korban bencana 28 September 2018, kategori rusak sedang dan ringan di Lima Kelurahan wilayah Kecamatan Parigi dapat mencairkan dana tersebut.
Kinerja sejumlah tenaga tim Fasilitator (merupakan tim lapangan) terkesan “lambat Loading (Lalod)” melakukan verifikasi dan validasi data warga penerima bantuan berdasarkan Surat Keputusan (SK) korban kategori rusak sedang dan berat yang telah disediakan BPBD.
“Verivali itu seperti, menyesuaikan data yang ada di SK dengan bukti dokumen kependudukan dan kepemilikan atas bangunan maupun tanah dari korban atau warga penerima. Ini berdasarkan syarat dalam juknis penerima dana stimulan bencana tahap II,” ujar seorang tenaga fasilitator yang engan namanya disebutkan. Saat ditemui KabarSAURUSonline.com belum lama ini.
Ini Pengakuan Tenaga Fasilitator Salah Satu Kelurahan Wilayah Kecamatan Parigi
Kemudian, dari kantor redaksi KabarSAURUSonline.com, media ini coba menggali informasi dari tenaga fasilitator lainnya via Gawai belum lama ini.
Salah seorang tenaga fasilitator yang juga meminta namanya tidak disebutkan dalam pemberitaan, mengungkap sejumlah tugas yang dibebankan kepadanya sebagai tenaga fasilitator dana stimulan bencana tahap II.
“Selain Verivali, fasilitator juga bertugas melakukan pendampingan disemua tahapan. Mulai dari pengajuan pembukaan rekening penyaluran dana stimulan dari koban bencana sesuai kategorinya melalui proposal,” ungkapnya.
Masih via Gawai, kemudian lanjut oknum tenaga fasilitator itu, Pendampingan saat pembuatan rekening di bank, pendampingan pembuatan serta pengajuan proposal Rencana Penggunaan Dana (RPD) dan pengisian dokumen pencairan dana.
“Berdasarkan petunjuk teknis (juknis), itu sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk mencairkan anggaran dari bank ke tangan warga. Kemudian, pendampingan sekaligus monitoring pemanfaatan anggaran itu untuk laporan pertanggungjawaban,” terangnya.
Dia membenarkan, jika sampai saat ini wilayah dampingannya belum juga terarahkan untuk melakukan pembukaan rekening. Padahal kata dia, sejumlah proposal pengajuan pembukaan rekening dari warga dampingannya telah diserahkan kepada Koordinator Fasilitator (Korfas)nya.
Kinerja Korfas yang Menangani Penyaluran di Kecamatan Parigi, ‘Lalod’
Pengakuan Andriyanto, PPTK Dana Stimulan Tahap II BPBD Parigi Moutong. Terkait korban yang dinyatakan telah siap mencairkan dana tersebut sekitar 900an Kepala Keluarga (KK). Namun dari jumlah tersebut, belum ada penerima yang berasal dari wilayah Lima Kelurahan di Kecamatan Parigi.
Hal itu seakan ‘telanjangi’ Koordinator Fasilitator (Korfas) yang terkesan ‘tidak becus’ menjalankan tanggungjawabnya di wilayah tersebut.
Jelang hari raya Idul Fitri ditengah Pandemi Covid-19. Anggapan bila Korfas Kecamatan Parigi ‘tidak peka’ dengan ekonomi warga ditengah pandemi Covid-19 mencuat kepermukaan.
Upaya atas tindakan sengaja ‘menahan berkas’ dokumen proposal warga atas pengusulan pembukaan rekening penyaluran dana tersebut mencuat kepermukaan.
Korfas Kecamatan Parigi, Tamsil yang dikonfimasi KabarSAURUSonline.com Sabtu (09/05). menuturkan, saat ini sebanyak 100an tambahan proposal pengajuan untuk pembukaan rekening dari warga telah sampai kepadanya.
Namun, dirinya masih enggan menyetorkan ke pihak BPBD. Tamsil mengatakan, dirinya masih menunggu sampai jumlah proposal tambahan itu mencapai 200an KK, sesuai dengan yang dia targetkan.
Anehnya, dia mengelak jika tindakan itu membuat dirinya dianggap sengaja ‘menahan’ ratusan dokumen proposal warag untuk pengajuan pembukaan rekening penerima dan bencana tersebut.
“Bukan sengaja menumpuk pak, tidak masalah memang kalau sudah harus disetor biar belum cukup dari target saya sekitar 200an KK. Mungkin Senin saya akan setor ke PPTK,” tuturnya.
Padahal, pihak BPBD tidak memberikan target untuk memproses proposal penyaluran dana stimulan ke tahap selanjutnya.
Tamsil Menolak Dianggap Paling Bertanggungjawab Lambatnya Penyaluran Dana Bencana
Terkesan menolak dirinya disebut paling bertanggungjawab atas lambatnya penyaluran Dana Stimulan Bencana Tahap II bagi ribuan warga yang tersebar diwilayah Kecamatan Parigi.
Pasalnya kata dia, dua kelurahan dan beberapa desa yang masih jadi bagian dari wilayah tersebut ditangani oleh Korfas lain.
“Untuk Kecamatan Parigi, saya tangani Kelurahan Masigi, Bantaya dan Kampal, Desa Bambalemo serta Bambalemo Ranomaisi dengan jumlah korban rusak sedang dan berat sekitar 1200an KK,” ungkapnya kepada media ini saat dihubungi melalui Gawainya.
Dia mengakui, sampai saat ini belum ada warga dalam wilayah pendampingannya yang telah siap melakukan pencairan terhadap dana tersebut.
Selain karena proses pembukaan rekening penerima baru selesai sekitar pertengahan bulan April 2020 lanjut dia, sejumlah faktor pendukung dalam proses tahapan pencairan dana itu juga belum disiapkan BPBD.
“Baru sekitar dua atau tiga minggu kemarin pembukaan rekening bagi 300an KK. Sekarang tim kami sedang melakukan penyusunan proposal pencairan RPD. Ada juga kendala yang muncul dari BPBD itu sendiri. Seperti, penyediaan brosur pengganti tahapan sosialisasi. Serta, materai yang digunakan pada salah satu bagian dalam dokumen RPD yang masih terbatas,” tuturnya.
Pejabat Pelaksanan Teknis Kegiatan (PPTK) Akui, Belum Ada Pencairan Dana Bencana di Kecamatan Parigi
Sebelumnya, PPTK Dana Stimulan Bencana Tahap II BPBD Parigi Moutong, Andriyanto, yang dikonfirmasi media ini via Gawai belum lama ini, membenarkan pengakuan dari oknum tenaga fasilitator wilayah Kecamatan Parigi.
Dia menuturkan, dari jumlah sekitar 900 warga penerima bantuan, gabungan antara korban kategori rusak sedang dan ringan pada gelombang pertama. Kata dia, tidak satupun warga dalam jumlah itu, berasal dari wilayah Kecamatan Parigi.
“Jauh-jauh hari sudah saya bilang sama Korfasnya. Mau lima warga yang siap berkasnya ke tahap berikutnya, langsung ajukan saja. Kalau untuk kuota yang 900an warga yang siap mencairkan anggaran ini. Tidak termasuk warga berdomisisi di lima Kelurahan yang ada di Kecamatan Parigi,” jelasnya.
Dia menuturkan, sejauh ini Korfas yang menangani wilayah itu baru memasukkan ratusan berkas proposal penyaluran untuk pembukaan rekening penerima.
“Sudah ada ratusan warga penerima yang terbuka rekeningnya dan sudah siap disalurkan anggaran itu. Kami tinggal ajukan penyaluran dari kas daerah langsung ke masing-masing rekening penerima. Untuk tahapan pencairannya, menunggu pengajuan RPD dan proses pencairan bagi 900an warga di gelombang pertama ini selesai,” terangnya.
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.